Senin, 16 Januari 2017

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PARDIC JAYA CHEMICALS



ANALISIS AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PARDIC JAYA CHEMICALS




Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pengauditan Manajemen Semester VII
Pengampu: Mahameru Rosy Rochmatullah, SE., M.Si.







Oleh:

TAUFIK DANAR ARDIANTO
B 200130328





PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


Abstrak
Audit manajemen merupakan audit yang digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dilaksanakan secara terstruktur dan terencana untuk mengontrol serta menilai tingkat efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi operasional perusahaan. Fungsi operasional dalam perusahaan yang memiliki peran penting adalah fungsi pemasaran. Penelitian ini dilakukan pada PT. Pardic Jaya Chemicals yang merupakan salah satu perusahaan resin sintesis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan audit manajemen dalam fungsi pemasaran, kemudian dapat diketahui respon manajemen terhadap rekomendasi yang telah diberikan, dan peranan audit manajemen yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap pencapaian fungsi pemasaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan audit operasional fungsi pemasaran secara berkala, namun audit yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut masih belum dapat mencangkup keseluruhan lingkup pemasaran, sehingga penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals belum dapat maksimal. Namun, setelah dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, ternyata masih terdapat beberapa aktivitas yang berjalan belum efektif, dan efisien. Seperti halnya profit yang didapatkan belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran yang masih terlalu sedikit.
Kata kunci: Analisis, Audit Manajemen, Fungsi Pemasaran

1.        Pendahuluan
PT. Pardic Jaya Chemicals merupakan industri kimia yang memiliki pola pemasaran B2B (business to business), pola ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berada pada kondisi pasar dengan persaingan yang cukup ketat, dimana penjualan belum tentu menjadi hasil dari adanya suatu hubungan atau Relationship. Hubungan atau relationship adalah bentuk aktivitas marketing yang paling banyak dilakukan untuk menjalankan bisnis pola ini. Menjual produk industri cukup sulit jika hanya mengandalkan kualitas produk saja, karena pesaing dari PT. Pardic Jaya Chemicals juga mampu memproduksi produk yang sejenis. Perbandingannya adalah jumlah produk komoditi 70% dan premium produk 30%. Pendekatan yang lebih personal dan customized lebih kuat dari pada pendekatan massal seperti B2C (business to consumer) kepada para pelanggan, dengan tetap menjaga etika perusahaan. Jumlah pesaing yang cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri, yang juga menawarkan keunggulan produknya masing-masing. Hal tersebut dialami oleh PT. Pardic Jaya Chemicals yaitu beberapa pesaing menawarkan produk sejenis dengan harga yang lebih murah, sehingga membuat konsumen berpikir ulang untuk memilih produk yang dijual oleh PT. Pardic Jaya Chemicals. Berdasarkan itu pula, target quantity penjualan yang ditentukan oleh PT. Pardic Jaya Chemicals tidak dapat dicapai secara maksimal. Berikut ini merupakan target quantity dan pencapaian target quantity PT. Pardic Jaya Chemicals dalam kurun waktu tahun 2010-2014:
Tabel 1. Target quantity dan Pencapaian Penjualan
Tahun
Target Quantity
Pencapaian
2010
13.555 ton
13.028 ton
2011
14.791 ton
14.528 ton
2012
16.331 ton
14.725 ton
2013
17.323 ton
14.858 ton
2014
16.959 ton
14.924 ton
Sumber: PT. Pardic Jaya Chemicals Data diolah, 2014
Dapat dilihat bahwa pencapaian penjualan produk tahun 2010 kurang 527 ton dari target quantity yang ditentukan, tahun 2011 kurang 253 ton dari target quantity yang ditentukan, tahun 2012 kurang 1.607 ton dari target quantity yang ditentukan, tahun 2013 kurang 2.465 ton dari target quantity yang ditentukan, sedangkan pada tahun 2014 kurang 2.035 ton dari target quantity penjualan yang ditentuan. Walau demikian, pencapaian dari tahun 2011-2014 selalu mengalami kenaikan namun tidak memenuhi target quantity yang ada.
Melihat permasalahan yang terdapat pada PT. Pardic Jaya Chemicals maka akan membahas secara khusus atas fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals yang terkait dengan isu diatas dan mengatasi masalah yang sedang terjadi.

2.        Pembahasan
Saat melakukan audit fungsi pemasaran, tahapan audit manajemen fungsi pemasaran yang harus dijalani adalah sebagai berikut:
1.    Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan merupakan tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang akan diaudit. Berdasarkan informasi latar belakang informasi yang diperoleh auditor akan ditentukan sasaran audit sementara (tentative audit objective).
2.    Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Tahap ini merupakan tahapan dimana auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit untuk menilai efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi. Hasil dari review dan pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian dijadikan sasaran audit yang sesungguhnya (definitive audit objective)
3.    Pemeriksaan Terinci
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dirumuskan sebelumnya. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten kemudian diringkas dan dikelempokkan sesuai dengan tiga elemen, yaitu criteria, causes dan effect.
4.    Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap komunikasi atas hasil audit yang dilakukan oleh auditor kepada pemangku kepentingan.
5.    Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut merupakan tahap lanjutan atas rekomendasi yang diberikan oleh auditor kepada manajemen.
Setelah diketahui tahapan dari audit manajemen fungsi pemasaran berikut merupakan pembahasan dari tahapan tersebut:
1.    Audit pendahuluan
Audit pendahuluan yang dilakukan pada PT. Pardic Jaya Chemicals dalam pelaksanaannya tidak melakukan pencarian informasi latar belakang. Informasi awal yang diperoleh berasal dari hasil audit sebelumnya dan beberapa keluhan yang diterima dari berbagai departemen. Tidak dilaksanakannya pencarian latar belakang pada audit pendahuluan pada kasus ini merupakan hal yang dapat memengaruhi penentuan sasaran audit, perkembangan yang cepat membuat informasi terus berkembang dan berubah, dituntutnya suatu penelaahan yang mendalam dan jangka panjang pada audit internal sehingga dapat memunculkan momentum strategis dalam pengembangan perusahaan.
Pengumpulan informasi audit pendahuluan khususnya dilakukan pada departemen Sales and Marketing yang mencangkup hal yang cukup luas, pencarian tidak hanya terpaku pada pelaksanaan standar perusahaan dan peraturan terbaru, namun juga pada pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan tujuan utama perusahaan yang dibebankan pada departemen sales dan marketing, yakni pendapatan perusahaan berwujud target quantity penjualan. Pelaksanaan dapat dilihat melalui hasil audit yang dilakukan oleh auditor perusahaan hanya mencangkup pada pelaksanaan internal sesuai dengan SOP yang ada.
2.    Review dan pengujian pengendalian manajemen
Berdasarkan pada audit pendahuluan yang telah dilakukan dan tentative audit objective yang ditemukan, maka dilakukanlah review dan pengujian pengendalian manajemen terhadap 6 lingkup audit pemasaran, yaitu lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas pemasaran, dan fungsi pemasaran lainnya. Setelah dilakukannya review dan pengujian pengendalian manajemen fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals, maka dapat ditentukan sasaran audit yang sesungguhnya yaitu menganalisis keseluruhan kegiatan fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi pada fungsi tersebut agar dapat mencapai target penjualan dan dapat memperoleh profit yang maksimal.
3.    Pemeriksaan terinci
Pemeriksaan terinci dilakukan untuk mendukung tujuan audit yang telah ditetapkan. Tahap ini akan mengungkapkan lebih lanjut informasi yang diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk kemudian disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. Pada pemeriksaan terinci pada PT. Pardic Jaya Chemicals meliputi beberapa hal antara lain lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas pemasaran, fungsi pemasaran lainnya, efektivitas fungsi pemasaran, dan ekonomisasi fungsi pemasaran.
4.    Pelaporan
Temuan audit berdasarkan pada hasil dari audit terinci diatas adalah PT. Pardic Jaya Chemicals sudah melakukan beberapa aktivitasnya dengan baik, dan masih ada beberapa aktivitasnya belum dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis, seperti: profit yang diperoleh belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran yang terlalu sedikit.
Berdasarkan pemeriksaan terinci yang telah dilakukan maka beberapa rekomendasi yang diberikan antara lain:
a.    Strategi pemasaran seperti service after selling tidak dapat dijadikan sebagai strategi yang utama, karena hal tersebut membuat harga yang ditawarkan menjadi lebih tinggi dari harga sebelumnya. Dikhawatirkan konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli produk yang ditawarkan oleh PT. Pardic Jaya Chemicals, karena banyaknya pesaing yang juga menawarkan barang sejenis dengan harga yang lebih murah. Sebaiknya, perusahaan lebih menekankan kepada pengembangan pasar dan difersivikasi produk untuk meningkatkan penjualan.
b.    Tenaga pemasaran yang dimiliki oleh PT. Pardic Jaya Chemicals dirasa masih sedikit. Sebaiknya, perlu penambahan tenaga pemasaran yang kompeten. Paling tidak jumlahnya seimbang dengan tenaga penjualan, agar tercapai target penjualan yang diinginkan.
c.    Target quantity penjualan yang ditentukan sebaiknya ditinjau ulang sesuai dengan kemampuan tenaga penjual dan pemasar.
d.    Survey kepuasan pelanggan harus tetap dilakukan untuk mengukur sejauh mana konsumen merasa puas dengan pelayanan perusahaan disamping itu tetap merespon secara langsung keluhan pelanggan, jika hasilnya kurang akurat dapat digunakan metode lain dalam pencapaiannya, seperti membuat sampel konsumen dari populasi konsumen yang ada. Sampel tersebut didapatkan dari konsumen-konsumen yang loyal terhadap perusahaan. Konsumen dapat dikatakan loyal apabila telah melakukan pembelian produk lebih dari tiga kali.
e.    Pencapaian penjualan harus ditingkatkan lagi untuk memperoleh profit yang maksimal.
f.     Lebih sering mengikuti expo untuk menarik konsumen-konsumen baru agar pasar sasaran dapat berkembang.
5.    Tindak lanjut
Berdasarkan pada rekomendasi yang telah diberikan, perusahaan telah merespon rekomendasi yang diberikan dengan baik untuk kemudian dilakukan tindak lanjut perbaikan dengan tujuan meningkatkan efisiensi, ekonomisasi, dan efektifitas perusahaan terutama pada fungsi pemasaran.

3.        Kesimpulan
Audit manajemen pada bagian sales and marketing dilakukan oleh bagian quality dan ISO sebagai koordinator auditor internal, dan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal. Cakupan audit yang dilakukan tergantung kepada kebutuhan perusahaan dan hanya bersifat administratif. Pada dasarnya audit manajemen yang dilakukan oleh auditor sudah sesuai dengan SOP yang telah dibuat oleh perusahaan, namun proses audit yang dilakukan pada bagian sales and marketing tidak dilakukan secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilaksanakan oleh bagian sales and marketing sehingga tidak tercapainya penilaian terhadap pengukuran efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi kegiatan fungsi pemasaran perusahaan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tahapan audit pemasaran yang dilakukan oleh auditor belum sesuai dengan tahapan audit pemasaran yang seharusnya, yaitu yang mencangkup lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas pemasaran, dan fungsi pemasaran lainnya. Untuk itu, dalam analisis data peneliti menganalisis pelaksanaan audit secara menyeluruh pada setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan penjualan perusahaan untuk mengetahui penyebab ketidaktercapaiannya target quantiy penjualan selama 5 tahun terakhir.
Temuan audit dan rekomendasi yang diberikan sebelumnya oleh auditor direspon secara baik oleh pihak manajemen untuk kemudian dilakukan perbaikan. Perbaikan atas rekomendasi yang diberikan oleh auditor sifatnya hanya perbaikan administratif, sehingga ketidaktercapaiannya target quantity penjualan selama 5 tahun terakhir terjadi bukan karena hasil audit yang dilakukan terhadap fungsi pemasaran tidak dilakukan oleh fungsi pemasaran tersebut, namun lebih kepada audit yang dilakukan belum menggapai kelemahan tersebut.
Audit manajemen atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, tidak dapat meningkatkan target quantity penjualan. Hal tersebut dikarenakan audit yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan hanya bersifat administratif yang mencangkup kepada sistem pemasaran saja. Namun, setelah dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, ternyata masih terdapat beberapa aktivitas yang berjalan belum efektif, dan efisien. Seperti halnya profit yang diperoleh belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran yang terlalu sedikit.





















Referensi
Handoko, T. Hani. (1995). Manajemen. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: remaja Rosdakarya
Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan. Buku II. Jakarta: Salemba Empat.
______. 2007. Auditing (Pemerisaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Arens dan Loebbecke. 2000. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat
Bayanghara, IBK. 2010. Audit Manajemen Sumber Prosedur dan Implementasi. Surabaya: Salemba Empat
______. 2008. Audit Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Mohyi, Achmad. 2012. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UM Press
Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Audit Manajemen Kontemporer. Edisi Revisi. Jakarta: Havarindo
______. 2000. Audit Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta
______. 2012. Pedoman Pokok Operasional Audit. Jakarta: Harvarindo
______. 2000. Audit Manajemen: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar