ANALISIS AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMASARAN PADA PT.
PARDIC JAYA CHEMICALS
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pengauditan Manajemen Semester VII
Pengampu: Mahameru Rosy Rochmatullah, SE.,
M.Si.
Oleh:
TAUFIK DANAR ARDIANTO
B 200130328
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
Abstrak
Audit manajemen merupakan audit yang digunakan dalam
suatu organisasi atau perusahaan yang dilaksanakan secara terstruktur dan
terencana untuk mengontrol serta menilai tingkat efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisasi operasional perusahaan. Fungsi operasional dalam perusahaan yang
memiliki peran penting adalah fungsi pemasaran. Penelitian ini dilakukan pada
PT. Pardic Jaya Chemicals yang merupakan salah satu perusahaan resin sintesis
di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan audit
manajemen dalam fungsi pemasaran, kemudian dapat diketahui respon manajemen
terhadap rekomendasi yang telah diberikan, dan peranan audit manajemen yang
telah dilakukan oleh perusahaan terhadap pencapaian fungsi pemasaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan
audit operasional fungsi pemasaran secara berkala, namun audit yang
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut masih belum dapat mencangkup keseluruhan
lingkup pemasaran, sehingga penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi
fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals belum dapat maksimal. Namun, setelah
dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan, ternyata masih terdapat beberapa aktivitas yang
berjalan belum efektif, dan efisien. Seperti halnya profit yang didapatkan
belum maksimal, pencapaian target quantity
penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran yang masih terlalu
sedikit.
Kata kunci: Analisis,
Audit Manajemen, Fungsi Pemasaran
1.
Pendahuluan
PT. Pardic Jaya Chemicals merupakan industri kimia
yang memiliki pola pemasaran B2B (business
to business), pola ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berada pada
kondisi pasar dengan persaingan yang cukup ketat, dimana penjualan belum tentu
menjadi hasil dari adanya suatu hubungan atau Relationship. Hubungan atau relationship
adalah bentuk aktivitas marketing
yang paling banyak dilakukan untuk menjalankan bisnis pola ini. Menjual produk
industri cukup sulit jika hanya mengandalkan kualitas produk saja, karena pesaing
dari PT. Pardic Jaya Chemicals juga mampu memproduksi produk yang sejenis.
Perbandingannya adalah jumlah produk komoditi 70% dan premium produk 30%.
Pendekatan yang lebih personal dan customized
lebih kuat dari pada pendekatan massal seperti B2C (business to consumer) kepada para pelanggan, dengan tetap menjaga
etika perusahaan. Jumlah pesaing yang cukup banyak, baik dari dalam maupun luar
negeri, yang juga menawarkan keunggulan produknya masing-masing. Hal tersebut
dialami oleh PT. Pardic Jaya Chemicals yaitu beberapa pesaing menawarkan produk
sejenis dengan harga yang lebih murah, sehingga membuat konsumen berpikir ulang
untuk memilih produk yang dijual oleh PT. Pardic Jaya Chemicals. Berdasarkan
itu pula, target quantity penjualan
yang ditentukan oleh PT. Pardic Jaya Chemicals tidak dapat dicapai secara maksimal.
Berikut ini merupakan target quantity
dan pencapaian target quantity PT. Pardic Jaya Chemicals dalam kurun waktu
tahun 2010-2014:
Tabel 1. Target quantity dan Pencapaian Penjualan
Tahun
|
Target Quantity
|
Pencapaian
|
2010
|
13.555 ton
|
13.028 ton
|
2011
|
14.791 ton
|
14.528 ton
|
2012
|
16.331 ton
|
14.725 ton
|
2013
|
17.323 ton
|
14.858 ton
|
2014
|
16.959 ton
|
14.924 ton
|
Sumber: PT. Pardic Jaya Chemicals Data diolah, 2014
Dapat
dilihat bahwa pencapaian penjualan produk tahun 2010 kurang 527 ton dari target
quantity yang ditentukan, tahun 2011
kurang 253 ton dari target quantity
yang ditentukan, tahun 2012 kurang 1.607 ton dari target quantity yang ditentukan, tahun 2013 kurang 2.465 ton dari target quantity yang ditentukan, sedangkan pada
tahun 2014 kurang 2.035 ton dari target quantity
penjualan yang ditentuan. Walau demikian, pencapaian dari tahun 2011-2014
selalu mengalami kenaikan namun tidak memenuhi target quantity yang ada.
Melihat
permasalahan yang terdapat pada PT. Pardic Jaya Chemicals maka akan membahas
secara khusus atas fungsi pemasaran pada PT. Pardic Jaya Chemicals yang terkait
dengan isu diatas dan mengatasi masalah yang sedang terjadi.
2.
Pembahasan
Saat melakukan audit fungsi pemasaran, tahapan audit manajemen
fungsi pemasaran yang harus dijalani adalah sebagai berikut:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan merupakan tahapan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang akan diaudit. Berdasarkan
informasi latar belakang informasi yang diperoleh auditor akan ditentukan
sasaran audit sementara (tentative audit
objective).
2. Review dan Pengujian
Pengendalian Manajemen
Tahap ini merupakan tahapan dimana auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit untuk menilai efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi.
Hasil dari review dan pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit
sementara yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian dijadikan sasaran audit
yang sesungguhnya (definitive audit
objective)
3. Pemeriksaan Terinci
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti yang cukup
dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dirumuskan sebelumnya.
Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten kemudian diringkas dan dikelempokkan
sesuai dengan tiga elemen, yaitu criteria,
causes dan effect.
4. Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap komunikasi atas hasil
audit yang dilakukan oleh auditor kepada pemangku kepentingan.
5. Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut merupakan tahap lanjutan atas
rekomendasi yang diberikan oleh auditor kepada manajemen.
Setelah diketahui tahapan dari audit manajemen fungsi pemasaran
berikut merupakan pembahasan dari tahapan tersebut:
1. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan yang dilakukan pada PT. Pardic Jaya
Chemicals dalam pelaksanaannya tidak melakukan pencarian informasi latar
belakang. Informasi awal yang diperoleh berasal dari hasil audit sebelumnya dan
beberapa keluhan yang diterima dari berbagai departemen. Tidak dilaksanakannya
pencarian latar belakang pada audit pendahuluan pada kasus ini merupakan hal yang
dapat memengaruhi penentuan sasaran audit, perkembangan yang cepat membuat
informasi terus berkembang dan berubah, dituntutnya suatu penelaahan yang
mendalam dan jangka panjang pada audit internal sehingga dapat memunculkan
momentum strategis dalam pengembangan perusahaan.
Pengumpulan informasi audit pendahuluan khususnya
dilakukan pada departemen Sales and
Marketing yang mencangkup hal yang cukup luas, pencarian tidak hanya
terpaku pada pelaksanaan standar perusahaan dan peraturan terbaru, namun juga
pada pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan tujuan utama perusahaan yang
dibebankan pada departemen sales dan
marketing, yakni pendapatan perusahaan berwujud target quantity penjualan. Pelaksanaan dapat dilihat melalui hasil audit yang
dilakukan oleh auditor perusahaan hanya mencangkup pada pelaksanaan internal
sesuai dengan SOP yang ada.
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen
Berdasarkan pada audit pendahuluan yang telah dilakukan
dan tentative audit objective yang ditemukan,
maka dilakukanlah review dan pengujian
pengendalian manajemen terhadap 6 lingkup audit pemasaran, yaitu lingkungan pemasaran,
strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas pemasaran,
dan fungsi pemasaran lainnya. Setelah dilakukannya review dan pengujian pengendalian manajemen fungsi pemasaran pada
PT. Pardic Jaya Chemicals, maka dapat ditentukan sasaran audit yang
sesungguhnya yaitu menganalisis keseluruhan kegiatan fungsi pemasaran pada PT.
Pardic Jaya Chemicals yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi pada fungsi tersebut agar dapat mencapai target
penjualan dan dapat memperoleh profit
yang maksimal.
3. Pemeriksaan terinci
Pemeriksaan terinci dilakukan untuk mendukung tujuan
audit yang telah ditetapkan. Tahap ini akan mengungkapkan lebih lanjut
informasi yang diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk kemudian disusun
suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit
untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. Pada pemeriksaan terinci pada PT. Pardic
Jaya Chemicals meliputi beberapa hal antara lain lingkungan pemasaran, strategi
pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas pemasaran,
fungsi pemasaran lainnya, efektivitas fungsi pemasaran, dan ekonomisasi fungsi
pemasaran.
4. Pelaporan
Temuan audit berdasarkan pada hasil dari audit terinci
diatas adalah PT. Pardic Jaya Chemicals sudah melakukan beberapa aktivitasnya
dengan baik, dan masih ada beberapa aktivitasnya belum dilakukan secara
efisien, efektif dan ekonomis, seperti: profit
yang diperoleh belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran
yang terlalu sedikit.
Berdasarkan pemeriksaan terinci yang telah dilakukan
maka beberapa rekomendasi yang diberikan antara lain:
a. Strategi pemasaran seperti service after selling tidak dapat
dijadikan sebagai strategi yang utama, karena hal tersebut membuat harga yang
ditawarkan menjadi lebih tinggi dari harga sebelumnya. Dikhawatirkan konsumen
akan berpikir dua kali untuk membeli produk yang ditawarkan oleh PT. Pardic
Jaya Chemicals, karena banyaknya pesaing yang juga menawarkan barang sejenis dengan
harga yang lebih murah. Sebaiknya, perusahaan lebih menekankan kepada pengembangan
pasar dan difersivikasi produk untuk meningkatkan penjualan.
b. Tenaga pemasaran yang
dimiliki oleh PT. Pardic Jaya Chemicals dirasa masih sedikit. Sebaiknya, perlu
penambahan tenaga pemasaran yang kompeten. Paling tidak jumlahnya seimbang
dengan tenaga penjualan, agar tercapai target penjualan yang diinginkan.
c. Target quantity penjualan yang ditentukan sebaiknya ditinjau ulang sesuai
dengan kemampuan tenaga penjual dan pemasar.
d. Survey kepuasan pelanggan
harus tetap dilakukan untuk mengukur sejauh mana konsumen merasa puas dengan
pelayanan perusahaan disamping itu tetap merespon secara langsung keluhan
pelanggan, jika hasilnya kurang akurat dapat digunakan metode lain dalam
pencapaiannya, seperti membuat sampel konsumen dari populasi konsumen yang ada.
Sampel tersebut didapatkan dari konsumen-konsumen yang loyal terhadap
perusahaan. Konsumen dapat dikatakan loyal apabila telah melakukan pembelian
produk lebih dari tiga kali.
e. Pencapaian penjualan harus
ditingkatkan lagi untuk memperoleh profit
yang maksimal.
f. Lebih sering mengikuti expo untuk menarik konsumen-konsumen
baru agar pasar sasaran dapat berkembang.
5. Tindak lanjut
Berdasarkan pada rekomendasi yang telah diberikan,
perusahaan telah merespon rekomendasi yang diberikan dengan baik untuk kemudian
dilakukan tindak lanjut perbaikan dengan tujuan meningkatkan efisiensi,
ekonomisasi, dan efektifitas perusahaan terutama pada fungsi pemasaran.
3.
Kesimpulan
Audit manajemen pada bagian sales and marketing dilakukan oleh bagian quality dan ISO sebagai koordinator auditor internal, dan kantor
akuntan publik sebagai auditor eksternal. Cakupan audit yang dilakukan
tergantung kepada kebutuhan perusahaan dan hanya bersifat administratif. Pada
dasarnya audit manajemen yang dilakukan oleh auditor sudah sesuai dengan SOP
yang telah dibuat oleh perusahaan, namun proses audit yang dilakukan pada
bagian sales and marketing tidak dilakukan
secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilaksanakan oleh
bagian sales and marketing sehingga
tidak tercapainya penilaian terhadap pengukuran efisiensi, efektivitas dan
ekonomisasi kegiatan fungsi pemasaran perusahaan. Berdasarkan hal tersebut
dapat dikatakan bahwa tahapan audit pemasaran yang dilakukan oleh auditor belum
sesuai dengan tahapan audit pemasaran yang seharusnya, yaitu yang mencangkup
lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran,
produktivitas pemasaran, dan fungsi pemasaran lainnya. Untuk itu, dalam
analisis data peneliti menganalisis pelaksanaan audit secara menyeluruh pada
setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan penjualan
perusahaan untuk mengetahui penyebab ketidaktercapaiannya target quantiy penjualan selama 5 tahun
terakhir.
Temuan audit dan rekomendasi yang diberikan sebelumnya
oleh auditor direspon secara baik oleh pihak manajemen untuk kemudian dilakukan
perbaikan. Perbaikan atas rekomendasi yang diberikan oleh auditor sifatnya
hanya perbaikan administratif, sehingga ketidaktercapaiannya target quantity penjualan selama 5 tahun
terakhir terjadi bukan karena hasil audit yang dilakukan terhadap fungsi
pemasaran tidak dilakukan oleh fungsi pemasaran tersebut, namun lebih kepada
audit yang dilakukan belum menggapai kelemahan tersebut.
Audit manajemen atas fungsi pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan, tidak dapat meningkatkan target quantity penjualan. Hal tersebut dikarenakan audit yang dilakukan oleh
auditor internal perusahaan hanya bersifat administratif yang mencangkup kepada
sistem pemasaran saja. Namun, setelah dilakukan analisis secara menyeluruh
terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, ternyata
masih terdapat beberapa aktivitas yang berjalan belum efektif, dan efisien.
Seperti halnya profit yang diperoleh belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi,
dan tenaga kerja pemasaran yang terlalu sedikit.
Referensi
Handoko, T. Hani. (1995).
Manajemen. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Mangkunegara, A.P. (2000).
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: remaja Rosdakarya
Mulyadi. (2002). Auditing.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Petunjuk Praktis Pemeriksaan
Akuntan. Buku II. Jakarta: Salemba Empat.
______. 2007. Auditing (Pemerisaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik Jilid I. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Arens dan Loebbecke. 2000. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta:
Salemba Empat
Bayanghara, IBK. 2010. Audit Manajemen Sumber Prosedur dan
Implementasi. Surabaya: Salemba Empat
______. 2008. Audit Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Erlangga
Mohyi, Achmad. 2012. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang:
UM Press
Tunggal, Amin Widjaja. 2000.
Audit Manajemen Kontemporer. Edisi
Revisi. Jakarta: Havarindo
______. 2000. Audit Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta
______. 2012. Pedoman Pokok Operasional Audit.
Jakarta: Harvarindo
______. 2000. Audit Manajemen: Suatu Pengantar.
Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar