Senin, 16 Januari 2017

PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN PT. COCA COLA

PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN
PT. COCA COLA




Disusun Oleh:

ULFI YULIA MUTIARA HANDINI
B 200130334
KELAS C



JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


ABSTRAK
PT. Coca-Cola merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan. Tujuan utama perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba serta memberikan hasil yang terbaik untuk konsumennya. Dalam mendukung hal tersebut diperlukan audit manajemen keuangan yang efektif dan efisien. Namun dalam hal ini ditemukan bahwa audit manajemen keuangan yang belum dapat diterapkan secara maksimal. Terbukti bahwa masih adanya pihak manajemen keuangan yang terlambat membuat laporan keuangan dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan adanya ketimpangan akibat seorang karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih sehingga kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan audit manajemen fungsi keuangan pada PT. Coca Cola belum dapat dilakukan secara efektif dan efisien.


PENDAHULUAN

Menurut Sanjaya, dkk (2013) terdapat beberapa prosedur pada PT. Coca Cola yang masih belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlambatan pembuatan laporan keuangan perusahaanoleh bagian keuangan dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya serta terjadinya ketimpangan yang disebabkan oleh adanya kerangkapan jabatan oleh karyawandimanaterdapat seorang karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih yaitu bagian keuangan yang merangkap pada bagian pembotolan, piutang dan perpajakan. Kondisiini dapat menimbulkan adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak terkait dan dapat memberikan beban stres kerja bagi pihak terkait.
Tamira (2007) mengungkapkan bahwa bagian keuangan yang seharusnya memegang peranan penting ternyata tidak melakukan tugasnya dengan baik. Joko, dkk (2015) juga mengungkapkan bahwa sistem manajemen mempunyai peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan, karena jika manajemen tersebut dilakukan dengan baik maka kegiatan dalam operasional akan berjalan secara tersetruktur. Kebutuhan akan adanya suatu pemeriksa dirasakan oleh perusahaan karena adanya perkembanagan perusahaan bersangkutan, di mana pemimpin tidak bisa lagi mengendalikan perusahaannya secara langsung melainkan harus dibantu pihak yang independen dan kompeten dalam bidang tersebut. Salah satu peran penting manajemen adalah memberikan kinerja yang memuaskan. Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen harus mampu menempatkan suatu rencana, mengendalikan pengawasan dan melaksanakan seluruh aktivitas yang telah ditentukan.
Cara pemeriksaan audit manajemenfungsi keuangan di dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan memonitor semua kegiatan fungsional perusahaan. Keuangan yang berperan aktif tentu membutuhkan biaya dalam melakukan kegiatannya. Apabila bagian keuangan berperan  pasif, maka setiap unit akan berfungsi sebagai pengawas jalannya kegiatan yang utama. Pemerikasaan laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui apakah laporan keuangan tersebut dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak terkait, baik pihak internal maupun pihak eksternal ( Tiblola, 2016).

PEMBAHASAN

Audit manajemen atas fungsi keuangan merupakansuatu proses pencarian dan pengumpulaninformasi mengenairencana yang sudahditentukan dan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional khususdilihat dari segi keuangan. Menganalisa hasil yang dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu dapat mengindarkan dari subjektivitas audit manajemen fungsi keuangan.Audit keuangan merupakan bentuk audit pada laporan keuangan perusahaan atau organisasi yang hasilnya berupa pendapat dari pihak ketiga tentang relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan tersebut.
Menurut Tunggal (2000: 1) definisi manajemen audit atas fungsi keuangan yaitu “pemeriksaan keuangan yang berkaitandengan pengesahan kebenaran serta kewajaran laporan keuangan yang penyusunannya sesuai dengan standar yang berlaku umum”. Sedangkan menurut Sunarto (2003: 3) yang mengemukakan bahwa:“Audit laporan keuangan merupakan suatu laporan yang  digunakan oleh berbagai pihak untuk  tujuan tertentu”.
Dalam bukunya  yang  berjudul  “Audit  Manajemen  Prosedur  dan Implementasi” (2008: 9) IBK Bayangkara menjelaskan bahwa adabeberapa tahap dalam  audit manajemen, antara lain :
1.  Audit Awal atau survei pendahuluan
2.  Melakukan review dan Menguji Pengendalian Manajemen
3.  Melakukan pemeriksaan secara  terperinci atau Audit Terperinci
4.  Membuat Laporan hasil pemerikasaan
Hamilton (1986:40) mengemukakakan bahwa fungsi keuangan merupakan alat utama dalam proses pembentukan keputusan baik dalamperusahaan yang besar maupun perusahaan yangsedang. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
1.        Alasan pertama karena bagian fungsi keuangan dapat memberikan petunjuk yang berarti untuk peningkatankeberhasilan strategi perusahaan dalam kurun waktu yang lama. Sebagai contoh: manajemen audit bagian keuangan akan memperhitungkan jumlah biaya serta besarnya keuntungan yang diperoleh saat perusahaan dilakukan perluasan untuk periode tiga tahun yang akan datang.
2.        Alasan kedua karena dukungan serta arahan yang diberikan oleh bagian fungsi keuangan dapat menghasilkan pendapatan bersih serta pengembalian modal selama periode berjalan. Yaitu dengan upaya peningkatan aktivitas bagian penganggaran terutama anggaran belanja dan pengawasan aktivitas perusahaan pada standar kegiatan yang ditetapkan.
Manfaat audit manajemen fungsi keuangan adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengatur pencarian sumber dana yang diperlukan oleh  perusahaan sertasebagai pengatur penggunaan dana tersebut. Dana tersebut dapat diperoleh baik dari sumber dana eksternal maupun sumber dana internal.
b.      Digunakan sebagai alat utama untuk membentuk sebuah keputusan, adapun alasannya sebagai berikut:
1)       Memberi petunjuk dalam meningkatkan keberhasilan strategi perusahaan dalam kurun waktu yang lama.
2)      Memberikan pengarahan dan dukungan dalam pengambilan modal selama periode berjalan serta dalam menghasilkan pendapatan bersih.
c.       Manfaaat bagi auditor independen yaitu untuk memberikan opini mengenai laporan keuangan yang telah di audit. Opini tersebut merupakan opini tentang kewajaran tentang laporan yang telah dibuat oleh perusahaan. Baik laporan posisi keuangan, labarugi, ekuitas maupun arus kas yang harus disesuaikan dengan PABU di Indonesia.Sistem  fungsi  keuangan  yang diterapkanpada  PT.Coca-Cola dibagi dalam dua bentukaktivitas,  yaitu aktivitas penerimaan kas dan aktivitas pengeluaran kas dengan kuitansi sebagai bukti transaksinya.

Sanjaya, dkk (2013) mengemukakan bahwa tahap penerapan audit fungsi keuangan secara umum pada PT. Coca Cola adalah sebagai berikut:
1.        Tahap pertama yaitu survei pendahuluan atau audit awal, pada tahap ini auditor  mempelajari dan memahami informasi umum perusahaan dengan cara mengamati aktivitas yang terjadi disekitarnya, pada pihak  manajemen khususny amanager  bagian  keuangan serta melakukan pemahaman terhadap seluruh aktivitas yang ada pada perusahaan dan kemudian menjaankan aktivitas keuangan yang dijadikan sebagai sasaran pemeriksaan. Adapun hasil yang ditemukan dalam melakukan survei  pendahuluan atau audit awal  antara  lain  sebagai berikut:
a.    Keterlambatan dalam pembuatan laporan keuangan.
Ditemukan bahwa pada bagian keuangan mengalami keterlambatan dalam pembuatan laporan keuangan dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Laporan keuangan terlambat dibuat dan disampaikan setelah dua minggu dari waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.        Adanya rangkap jabatan
Dalam tahap pendahuluan ditemukan bahwa terdapat rangkap jabatan. Hal ini terbukti dengan adanya karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih yaitu karyawan bagian keuangan yang merangkap juga sebagai karyawan bagian pembotolan, bagian piutang dan bagian perpajakan.
2.        Tahap kedua yaitu mereview dan  menguji pengendalian  manajemen,  pada  tahap kedua ini auditor mereview serta melakukan pengujian pengendalian  manajemen, yang bertujuan untuk mengetahui keefektivan pengendalian manajemen sebagai pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian manajemen mencakup seluruh sistem organisasi termasuk perencanaan,  kebijakan serta prosedur-prosedur yang akan digunakan dalam usaha yang dijalankan.. Adapun hasil dari tahap ini adalah adanya beberapa kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian. Kelemahan sistem pengendalian manajemen pada PT. Coca Cola diantaranya perusahaan belum memiliki sistem pelatihan karyawan, rotasi karyawan yang belum dilakukan secara berkala serta terjadinya selisih stock opname terhadap kartu persediaan. Sedangkan kekuatan sistem pengendalian pada PT. Coca Cola diantaranya  perusahaan yang sudah mempunyai struktur organisasi , tugas, dan tanggung jawab yang jelas dan adanya job description.
3.        Tahap ketiga yaitu pemeriksaan terperinci, setelah tahap pertama dan kedua dilakukan, kemudian auditor melakukan pemeriksaan  terperinci  berdasarkan  data-data  yang ditemukan pada tahap sebelumnya yang telah dilakukan. Kertas kerja yang dibuat oleh auditor harus menjelaskan sebab akibat dan criteria yang berkaitan dengan hasil temuan data di atas. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini meliputi terjadinya ketimpangan yang disebabkan oleh adanya karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih dan pihak manajemen bagian keuangan yang terlambat membuat laporan keuangan perusahaan.
4.        Tahap keempat yaitu pembuatan laporan pemeriksaan, tahapan terakhir  dari    pemeriksaan  manajemen yaitu  menyusun laporan  pemeriksaan. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini diantaranya manajer bagian keuangan sering mengalami keterlambatan dalam penyusunan laporan keuangan dari bataswaktu yang telah ditetapkan perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan atas audit manajemen fungsi keuanganpada PT.Coca-Cola masih belum menunjukkan keefektivan serta efisiensinya. Hal ini terbukti bahwa dalam tahap pendahuluan masih banyak ditemukan hal- hal yang kurang baik adapun temuan tersebut antara lain:
1.        Adanya keterlambatan dari pihak manajemenkeuangan dalam membuat laporan keuangan dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.
2.        Terjadinya ketimpangan akibat adanya rangkap jabatan pada bagian keuangan.

SARAN

1.        Mengoptimalkan penggunaan komputer serta jaringan internet dalam pembuatan laporan keuangan. Agar dapat terselesikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
2.        Pemisahan jabatan harus dilakukan oleh manajemen keuangan, untuk menghindari adanya kecurangan- kecurang dari pihak terkait yang tidak diharapkan, yaitu dengan menambah jumlah karyawan.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan  Akuntan.  Jilid  II.Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Boynton,William,Raymond  N,Johnson,Walter  G.Kell.2003.Modern  Auditing.Edisi Ketujuh. Jakarta:PenerbitErlangga.

Hamilton,  Alexander.1986.Manajemen  Audit :   Meningkatkan  efektivitas  dan efisiensi. Surabaya:Usaha Nasional.


IBK.  Bayangkara.2008.Audit  Manajemen:Prosedur  dan  Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.

Joko, Noviarny et al.2015.Analisis Audit Manajemen Keuangan pada PT. Tunas Baru Lampung Palembang, Jurnal, STIE MDP, Palembang.


Sanjaya, Ni Md. Wulan Sari et al.2013.Penerapan Audit Manajemen Keuangan pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia SC Singaraja, Jurnal, Faultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.

Sunarto.2003. Auditing ,Edisi Pertama,Cetakan Ketiga, Pena Persada: Jakarta.

Tamira, Sylvia Noviani. 2007. Audit Operasional Fungsi Keuangan, Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Tampang, Elvira Bartholameus. 2011. Audit Manajemen atas Fungsi Keuangan pada PT. Tirta Makna Bahagia Makassar, Skripsi, Universitas Hasanuddin Makassar.

Tiblola, Jordan.2016.Analisis Penerapan Audit Manajemen atas Fungsi Keuangan pada PT. Pitu Anugrah Utama, Jurnal, STIE-YPUP, Makassar.

Tunggal,  A.W.2000.Management  Audit  Suatu  Pengantar, Edisi Kedua, PenerbitRineka Cipta, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar