PENERAPAN AUDIT
MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN
PT. COCA COLA
Disusun Oleh:
ULFI YULIA MUTIARA
HANDINI
B 200130334
KELAS C
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ABSTRAK
PT. Coca-Cola
merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan. Tujuan utama perusahaan
didirikan adalah untuk memperoleh laba serta memberikan hasil yang terbaik
untuk konsumennya. Dalam mendukung hal tersebut diperlukan audit manajemen
keuangan yang efektif dan efisien. Namun dalam hal ini ditemukan bahwa audit
manajemen keuangan yang belum dapat diterapkan secara maksimal. Terbukti bahwa
masih adanya pihak manajemen keuangan yang terlambat membuat laporan keuangan
dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan adanya ketimpangan akibat
seorang karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih sehingga kondisi ini
menunjukkan bahwa penerapan audit manajemen fungsi keuangan pada PT. Coca Cola
belum dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
PENDAHULUAN
Menurut
Sanjaya, dkk (2013) terdapat beberapa prosedur pada PT. Coca Cola yang masih
belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh adanya keterlambatan
pembuatan laporan keuangan perusahaanoleh bagian keuangan dari waktu yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya serta terjadinya ketimpangan yang disebabkan
oleh adanya kerangkapan jabatan oleh karyawandimanaterdapat seorang karyawan yang
mempunyai dua jabatan atau lebih yaitu bagian keuangan yang merangkap pada
bagian pembotolan, piutang dan perpajakan. Kondisiini dapat menimbulkan adanya tindakan
kecurangan yang dilakukan oleh pihak terkait dan dapat memberikan beban stres
kerja bagi pihak terkait.
Tamira (2007) mengungkapkan
bahwa bagian keuangan yang seharusnya memegang peranan penting ternyata tidak
melakukan tugasnya dengan baik. Joko, dkk (2015) juga mengungkapkan bahwa
sistem manajemen mempunyai peranan penting dalam kegiatan operasional
perusahaan, karena jika manajemen tersebut dilakukan dengan baik maka kegiatan
dalam operasional akan berjalan secara tersetruktur. Kebutuhan akan adanya
suatu pemeriksa dirasakan oleh perusahaan karena adanya perkembanagan
perusahaan bersangkutan, di mana pemimpin tidak bisa lagi mengendalikan
perusahaannya secara langsung melainkan harus dibantu pihak yang independen dan
kompeten dalam bidang tersebut. Salah satu peran penting manajemen adalah memberikan
kinerja yang memuaskan. Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen harus mampu
menempatkan suatu rencana, mengendalikan pengawasan dan melaksanakan seluruh aktivitas
yang telah ditentukan.
Cara pemeriksaan
audit manajemenfungsi keuangan di dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan, menganalisis dan memonitor semua kegiatan fungsional
perusahaan. Keuangan yang berperan aktif tentu membutuhkan biaya dalam
melakukan kegiatannya. Apabila bagian keuangan berperan pasif, maka setiap unit akan berfungsi sebagai
pengawas jalannya kegiatan yang utama. Pemerikasaan laporan keuangan diperlukan
untuk mengetahui apakah laporan keuangan tersebut dipertanggungjawabkan kepada
pihak-pihak terkait, baik pihak internal maupun pihak eksternal ( Tiblola,
2016).
PEMBAHASAN
Audit manajemen
atas fungsi keuangan merupakansuatu proses pencarian dan pengumpulaninformasi mengenairencana
yang sudahditentukan dan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional
khususdilihat dari segi keuangan. Menganalisa hasil yang dicapai perusahaan
dalam kurun waktu tertentu dapat mengindarkan dari subjektivitas audit
manajemen fungsi keuangan.Audit keuangan merupakan bentuk audit pada laporan
keuangan perusahaan atau organisasi yang hasilnya berupa pendapat dari pihak
ketiga tentang relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan tersebut.
Menurut Tunggal
(2000: 1) definisi manajemen audit atas fungsi keuangan yaitu “pemeriksaan keuangan
yang berkaitandengan pengesahan kebenaran serta kewajaran laporan keuangan yang
penyusunannya sesuai dengan standar yang berlaku umum”. Sedangkan menurut
Sunarto (2003: 3) yang mengemukakan bahwa:“Audit laporan keuangan merupakan
suatu laporan yang digunakan oleh berbagai
pihak untuk tujuan tertentu”.
Dalam
bukunya yang berjudul
“Audit Manajemen Prosedur
dan Implementasi” (2008: 9) IBK Bayangkara menjelaskan bahwa adabeberapa
tahap dalam audit manajemen, antara lain
:
1. Audit Awal atau survei pendahuluan
2. Melakukan review dan Menguji Pengendalian
Manajemen
3. Melakukan pemeriksaan secara terperinci atau Audit Terperinci
4. Membuat Laporan hasil pemerikasaan
Hamilton
(1986:40) mengemukakakan bahwa fungsi keuangan merupakan alat utama dalam
proses pembentukan keputusan baik dalamperusahaan yang besar maupun perusahaan
yangsedang. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
1.
Alasan pertama karena bagian fungsi keuangan
dapat memberikan petunjuk yang berarti untuk peningkatankeberhasilan strategi
perusahaan dalam kurun waktu yang lama. Sebagai contoh: manajemen audit bagian
keuangan akan memperhitungkan jumlah biaya serta besarnya keuntungan yang diperoleh
saat perusahaan dilakukan perluasan untuk periode tiga tahun yang akan datang.
2.
Alasan kedua karena dukungan serta arahan yang
diberikan oleh bagian fungsi keuangan dapat menghasilkan pendapatan bersih serta
pengembalian modal selama periode berjalan. Yaitu dengan upaya peningkatan aktivitas
bagian penganggaran terutama anggaran belanja dan pengawasan aktivitas perusahaan
pada standar kegiatan yang ditetapkan.
Manfaat audit
manajemen fungsi keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk
mengatur pencarian sumber dana yang diperlukan oleh perusahaan sertasebagai pengatur penggunaan
dana tersebut. Dana tersebut dapat diperoleh baik dari sumber dana eksternal maupun
sumber dana internal.
b. Digunakan
sebagai alat utama untuk membentuk sebuah keputusan, adapun alasannya sebagai berikut:
1) Memberi
petunjuk dalam meningkatkan keberhasilan strategi perusahaan dalam kurun waktu
yang lama.
2) Memberikan
pengarahan dan dukungan dalam pengambilan modal selama periode berjalan serta
dalam menghasilkan pendapatan bersih.
c. Manfaaat
bagi auditor independen yaitu untuk memberikan opini mengenai laporan keuangan
yang telah di audit. Opini tersebut merupakan opini tentang kewajaran tentang laporan
yang telah dibuat oleh perusahaan. Baik laporan posisi keuangan, labarugi,
ekuitas maupun arus kas yang harus disesuaikan dengan PABU di Indonesia.Sistem fungsi
keuangan yang diterapkanpada PT.Coca-Cola dibagi dalam dua bentukaktivitas, yaitu aktivitas penerimaan kas dan aktivitas pengeluaran
kas dengan kuitansi sebagai bukti transaksinya.
Sanjaya, dkk (2013) mengemukakan bahwa tahap
penerapan audit fungsi keuangan secara umum pada PT. Coca Cola adalah sebagai
berikut:
1.
Tahap pertama yaitu survei pendahuluan atau
audit awal, pada tahap ini auditor
mempelajari dan memahami informasi umum perusahaan dengan cara mengamati
aktivitas yang terjadi disekitarnya, pada pihak
manajemen khususny amanager
bagian keuangan serta melakukan pemahaman
terhadap seluruh aktivitas yang ada pada perusahaan dan kemudian menjaankan aktivitas
keuangan yang dijadikan sebagai sasaran pemeriksaan. Adapun hasil yang ditemukan
dalam melakukan survei pendahuluan atau
audit awal antara lain
sebagai berikut:
a. Keterlambatan
dalam pembuatan laporan keuangan.
Ditemukan bahwa pada bagian keuangan mengalami
keterlambatan dalam pembuatan laporan keuangan dari waktu yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Laporan keuangan terlambat dibuat dan disampaikan setelah dua minggu
dari waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.
Adanya rangkap jabatan
Dalam tahap pendahuluan ditemukan bahwa terdapat
rangkap jabatan. Hal ini terbukti dengan adanya karyawan yang mempunyai dua jabatan
atau lebih yaitu karyawan bagian keuangan yang merangkap juga sebagai karyawan bagian
pembotolan, bagian piutang dan bagian perpajakan.
2.
Tahap kedua yaitu mereview dan menguji pengendalian manajemen,
pada tahap kedua ini auditor mereview
serta melakukan pengujian pengendalian
manajemen, yang bertujuan untuk mengetahui keefektivan pengendalian
manajemen sebagai pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian
manajemen mencakup seluruh sistem organisasi termasuk perencanaan, kebijakan serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
dalam usaha yang dijalankan.. Adapun hasil dari tahap ini adalah adanya
beberapa kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian. Kelemahan sistem
pengendalian manajemen pada PT. Coca Cola diantaranya perusahaan belum memiliki
sistem pelatihan karyawan, rotasi karyawan yang belum dilakukan secara berkala
serta terjadinya selisih stock opname terhadap kartu persediaan. Sedangkan
kekuatan sistem pengendalian pada PT. Coca Cola diantaranya perusahaan yang sudah mempunyai struktur
organisasi , tugas, dan tanggung jawab yang jelas dan adanya job description.
3.
Tahap ketiga yaitu pemeriksaan terperinci, setelah
tahap pertama dan kedua dilakukan, kemudian auditor melakukan pemeriksaan terperinci
berdasarkan data-data yang ditemukan pada tahap sebelumnya yang
telah dilakukan. Kertas kerja yang dibuat oleh auditor harus menjelaskan sebab akibat
dan criteria yang berkaitan dengan hasil temuan data di atas. Hasil yang
diperoleh dalam tahap ini meliputi terjadinya ketimpangan yang disebabkan oleh adanya
karyawan yang mempunyai dua jabatan atau lebih dan pihak manajemen bagian keuangan
yang terlambat membuat laporan keuangan perusahaan.
4.
Tahap keempat yaitu pembuatan laporan pemeriksaan,
tahapan terakhir dari pemeriksaan
manajemen yaitu menyusun
laporan pemeriksaan. Hasil yang
diperoleh dalam tahap ini diantaranya manajer bagian keuangan sering mengalami
keterlambatan dalam penyusunan laporan keuangan dari bataswaktu yang telah ditetapkan
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan atas audit manajemen fungsi
keuanganpada PT.Coca-Cola masih belum menunjukkan keefektivan serta efisiensinya.
Hal ini terbukti bahwa dalam tahap pendahuluan masih banyak ditemukan hal- hal
yang kurang baik adapun temuan tersebut antara lain:
1.
Adanya keterlambatan dari pihak manajemenkeuangan
dalam membuat laporan keuangan dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya
oleh perusahaan.
2.
Terjadinya ketimpangan akibat adanya rangkap
jabatan pada bagian keuangan.
SARAN
1.
Mengoptimalkan penggunaan komputer serta jaringan
internet dalam pembuatan laporan keuangan. Agar dapat terselesikan tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
2.
Pemisahan jabatan harus dilakukan oleh manajemen
keuangan, untuk menghindari adanya kecurangan- kecurang dari pihak terkait yang
tidak diharapkan, yaitu dengan menambah jumlah karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan Akuntan.
Jilid II.Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Boynton,William,Raymond
N,Johnson,Walter
G.Kell.2003.Modern Auditing.Edisi
Ketujuh. Jakarta:PenerbitErlangga.
Hamilton, Alexander.1986.Manajemen Audit :
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Surabaya:Usaha Nasional.
IBK. Bayangkara.2008.Audit Manajemen:Prosedur dan
Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
IftitahTias. 2014.http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2014/03/audit-manajemen-fungsi-keuangan.html
Joko, Noviarny et al.2015.Analisis Audit Manajemen Keuangan pada PT.
Tunas Baru Lampung Palembang, Jurnal, STIE MDP, Palembang.
Kurniawati, Dewi. 2016. https://www.scribd.com/doc/313768857/Pengertian-Audit-Manajemen-Fungsi-Keuangan
Raharjo, Dendy. 2013. http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/05/audit-keuangan.html
Sanjaya, Ni Md. Wulan Sari et al.2013.Penerapan Audit Manajemen
Keuangan pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia SC Singaraja, Jurnal, Faultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.
Sunarto.2003. Auditing ,Edisi Pertama,Cetakan Ketiga, Pena Persada: Jakarta.
Tamira, Sylvia Noviani. 2007. Audit Operasional Fungsi Keuangan,
Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Tampang, Elvira Bartholameus. 2011. Audit Manajemen atas Fungsi
Keuangan pada PT. Tirta Makna Bahagia Makassar, Skripsi, Universitas Hasanuddin
Makassar.
Tiblola, Jordan.2016.Analisis Penerapan
Audit Manajemen atas Fungsi Keuangan pada PT. Pitu Anugrah Utama, Jurnal,
STIE-YPUP, Makassar.
Tunggal, A.W.2000.Management Audit
Suatu Pengantar, Edisi Kedua,
PenerbitRineka Cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar