Senin, 16 Januari 2017

EVALUASI KINERJA KARYAWAN PT Unilever Indonesia



EVALUASI KINERJA KARYAWAN
PT Unilever Indonesia







Oleh:
LINAWATI SULISTYARINI
B 200130322





PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


ABSTRAK

Semakin berkembangnya sebuah perusahaan tentunya semakin rumit system yang digunakan. Belum memiliki system pengevaluasian kinerja yang terintegrasi membuat manajemen kesulitan dalam melakukan evaluasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui factor apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Setelah dilakukan beberapa analisis terkait dengan fasilitas penunjang yang diberikan karyawan, kinerja karyawan menjadi meningkat. Audit tentang kinerja perlu dilakukan utuk membantu manajemen dalam mencari solusi. Melakukan penilaian melalui perbandingan antara fasilitas yang diberikan kepada karyawan dengan kinerja yang dicapai karyawan dapat menjadi solusi bagi perusahaan.


BAB I
PENDAHULUAN

Noviantoro 2014 mengungkapkan perusahaan Unilever dan beberapa perusasaan di Indonesia masih belum memiliki penilaia kinerja yang terintegrasi. Kondisi tersebut sulit dicapai karena kondisi budaya Indonesia yang kurang mendukung kesetaraan antara atasan dengan bawahan, di Indonesia sendiri batasan antara karyawan dengan manager terlihat sangat jelas. Padahal kinerja manajemen yang terintegrasi sudah berlangsung di luar negeri karena adanya aspek kesetaraan antara atasan dan bawahan. Adanya aspek kesetaraan tersebut mendorong mereka untuk dapat berinteraksi dalam penentuan target yang ingin dicapai. Sedangkan di Unilever sendiri kegiatan tawar-menawar dan diskusi baru berlaku di level manager, belum berlaku pada bagian kepala departemen kebawah. Jadi memang perenncanaan kinerja masih belum berjalan secara efektif untuk perusahaan ini.
Kualitas SDM merupakan factor utama keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan yang besar tentunya membutuhkan banyak SDM di dalamnya. Persahaan seperti Unilever merupakan salah satu perusahaan besar, banyaknya karyawan yang dipekerjakan dalam perusahaan tersebut tentunya menyulitkan para manajemen dalam melakukan penilaian. Penilaian perlu dilakukan dalam perusahaan untuk melakukan perbaikan perusahaan. Ketatnya persaingan usahha saat ini memaksa perusahaan untuk terus mengembangkan SDMnya berbagai cara dilakukan perusahaan untuk mengembangkan kualitas SDM. Semua itu perlu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan.
Audit manajemen Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dalam peningkatkan kinerja karyawan. Audit perlu dilakukan untuk memeriksa efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Audit manajemen sumber daya manusia perlu dilakukan agar semua tujuan yang telah ditetapkan perusahaan bisa tercapai. Peningkatan kinerja karyawan menjadi sangat penting manakala perusahaan memiliki ruang lingkup yang semakin luas dan kompleks.



BAB II
PEMBAHASAN

Kinerja merupakan hasil keberhasilan seseorang dalam melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan perusahaan dibanding dengan hasil kerja maupun target yang telah ditetapkan bersama yang diukur selama periode tertentu (Rivai dan Basri, 2005:50). Hubungan antara Audit SDM dengan Kinerja Karyawan Selanjutnya dapat dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Susilo (2014), bahwa setelah perencanaan audit sumber daya manusia maka perlu dilakukan pelaksanaan audit sumber daya manusia dan selanjutnya adalah pengukuran kinerja, yaitu suatu proses-proses penilaian tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah terealisasi dibandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan.
Pelaksanaan audit Sumber Daya Manusia dalam perusahaan akan memberikan feed back kepada perusahaan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja SDM selanjutnya dapat digunakan sebagai solusi dalam peningkatan kinerja. Menurut Siagian (2004:31) pelaksanaan audit ditentukan oleh 3 aspek kinerja, yaitu : kemampuan SDM dalam memainkan perannya, ketangguhan SDM dalam meaksanakan aktifitasnya dan ketrampilan manajer dalam menghadapi tantangan internal maupun eksternal.

Solusi Pemecahan Masalah

Jumlah karawan PT Unilever mencapai 6.719 Orang. Jumlahnya dari tahun ketahun semakin meningkat seiring berkembangnya perusahaan. Dengan jumlah karyawan yang banyak tersebut tentunya perusahaan perlu memberikan perhatian yang lebih dalam melatih dan mengembangkan SDM karyawan nya.
Proses perekrutan karyawan menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam perusahaan sekelas Unilever. Keberanian perusahaan dalam menerapkan standar gaji tinggi membuat Unilever masuk dalam salah satu perusahaan yang sangat atraktif dan kompetitif. Tentunya strategi yang digunakan perusahaan tersebut  dapat memacu para karyawan untuk terus berkembang dan maju.
Dalam perusahaan besar seperti Unilever kinerja karawan sangat diperhitungkan karena dengan kinerja yang bagus karyawan bisa dipromosikan untuk naik jabatan. Tentunya reward ini hanya diberikan kepada karyawan yang mempunyai kontribusi terbaik untuk perusahaan. Tentunya system reward ini adalah system yang fair dimana karyawan atau manager yang mempunyai performa terbaik akan mendapatkan reward yang tinggi, sedangkan untuk karyawan yang performanya rendah akan mendapat reward yang rendah pula. Sistem ini dapat membuat setiap karyawan yang terlibat dalam perusahaan tersebut untuk memberikan kontribusi terbaiknya dalam mencapai tujuan perusahaan. Tetapi dalam penelitian Riyadi, 2011 yang menetapkan Kompensasi  financial sebagai factor yang dapat mempengaruhi penilaian kinerja ternyata tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karena pada dasarnya manager devisi yang dipilih sebagai responden berasal dari manajer menengah, dan Manajer pada posisi tersebut umumnya tidak hanya kompensasi financial yang dituju melainkan juga kompensasi non financial . kompensasi financial yang diterima responden pada umumnya sudah sesuai atau bahkan melebihi harapan. Kompensasi non financial dapat berupa kebijakan-kebijakan yang sehat, pengakuan atas pencapaian, pengawasan yang kompeten, parner yang menyenangkan, maupun lingkungan kerja yang nyaman juga dapat menjadi pertimbangan dalam meningkatkan kinerja serta motivasi untuk karyawan.
Selain target yang harus terpenuhi, perusahaan juga berusaha memberikan pelatihan maupun konseling antar karyawannya, misal antar direktur, antar karywan maupun antar direktur dan karawan. Saat masa penilaian karyawan juga dapat menyanggah hasih penilaian apabila ternyata hasilnya tidak sesuai. Semua ini perlu dilakukan perusahaan untuk memahami aspirasi para karyawan, dalam hal ini karyawan juga akan merasa dihargai. Kegiatan ini juga dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki berbagai system, memahami setiap kelemahan yang terjadi pada perusahaan. Tentunya selain penilaian karyawan yang sedang dilakukan, selanjutnya perusahaan juga dapat memperbaiki perusahaan.
Gaya kepemimpinan yang baik juga dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Bila pemimpin memberikan dorongan besar terhadap harapan, maka prestasi yang diperoleh para pegawainya juga semakin besar menurut house, 1990. House juga membagi kepemimpinan menjadi 3 yaitu kepemimpinan direktif, kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi, kepemimpinan suportif dan kepemimpinan partisipatif. Untuk mengembangkan kualitas SDM agar lebih professional, Unilever menyediakan learning progam dan learning culture. Program tersebut dimaksudkan agar antar kryawan dapat saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman, bercerita tentang kegagalan yang pernah dialamai agas satu sama lain dapat belajar dari kisah rekan-rekannya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui acara formal maupun tidak formal. Selain coaching program dan learning program, Unilever juga menyediakan fasilitas penunjang bagi para karyawan untuk menunjang work-life balance. Fasilitas yang diberikan perusahaan berupa fasilitas gym, daycare center, klub olahraga bagi para karyawan serta aktivitas sosial dan kerohanian menjelang lebaran. Gaya kepemimpinan ini yang karyawan sukai, kepemimpinan yang terbuka, system kepemimpinan yang memberikan berbagai fasilitas penunjang untuk peningkatan kinerja. Dalam hal ini karyawan tidak akan merasakan sebagai bekerja, sebagai buruh yang hanya dimanfaatkan tenaganya untuk kepentingan perusahaan, tetapi akan merasa sebagai partner dalam usaha memajukan dan mensukseskan setiap program yg telah ditetapkan perusahaan.
Dengan berbagai kegiatan yang telah di adakan perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh serta mengembangkan SDM yang berkualitas dan juga handal. Perusahaan menyadari bahwa factor utama kelangsungan sebuah perusahaan adalah SDM yang terlibat di dalamnya. Target yang ditetapkan perusahaan Unilever Indonesia meningkat setiap tahun mengikuti perkembangan ekonomi global dan target yang ingin dicapai perusahaan Unilever secara global








BAB III
KESIMPULAN

Evaluasi kinerja sangatlah penting bagi perusahaan sebesar Unilever, evaluasi kinerja dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan SDM maupun peningkatan perusahaan. Dalam proses mengevaluasi kinerja diperlukan beberapa factor yang dapat mewakili kinerja karyawan dalam perusahaan. Penilaian kinerja dapat dilihat dari tanggung jawab karyawan dalam melaksanakan setiap tanggung jawab yang dibebankan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap karyawan yaitu dengan adanya berbagai fasilitas mulai dari pengembangan, pelatihan, pendidikan coaching, reward dan motivasi. Melalui berbagai kegiatan tersebut perusahaan dapat meningkatkan kinerja pekerjanya sekaligus menilai kinerjanya. Apakan dengan semua fasilitas yang diberikan oleh perusahaan tersebut mampu meningkatkan kinerja karyawan atau malah sebaliknya. Penilaian kinerja melalui audit juga sangat penting karena dengan adanya audit perusahan bisa melihat apakah selama ini system yang telah diterapkan perusahaan sudah efektif dan efisien atau belum. Dengan adanya audit maka akan menghasilkan berbagai temuan yang mungkin perlu dievaluasi kembali serta dapat menjadi alat untuk mencari solusi sebagai upaya pengevaluasian kinerja.












DAFTAR PUSTAKA

Amelia A, Cyntya, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Pt Unilever. Paper
Bayangkara, IBK. 2011. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Cetakan keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Koesmono, H.Teman, 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah  Di Jawa Timur. Fakultas Ekonomi, Universitas Katholik Widya Mandala, Surabaya
Mahesa, Deewar, 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Pt. Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java) ). Universitas Diponegoro. Skripsi
Mardiana, Risma, 2016. Pengembangan SDM job Desain. Artikel https://rismamardiana.wordpress.com/2016/11/
Noviantoro, tri, 2014 Evaluasi kinerja perusahaan di PT. Unilever. Paper https://www.linkedin.com/pulse/20140910021515-154884582-evaluasi-kinerja-perusahaan-di-pt-unilever
Nurmianto dan Siswanto, 2006. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan  Berdasarkan Kompetensi Spencer  Dengan Metode Analytical Hierarchy Process  (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo). Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
Rahayu, puput, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Pt. Unilever Indonesia. Makalah.
Reza, Regina Aditya, 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. Universitas Diponegoro. Skripsi
Riyadi, Slamet, 2011. Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945
Rosadi et al, 2011. Pengaruh Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada  Pdam Tirta Agung Kayu Agung (Study Kasus : PDAM TIRTA AGUNG). Universitas Bina Darma Palembang
Siagian P., Prof. Dr. Sondang. 2004. Audit Manajemen. PT.Bumi Aksara. Jakarta:2004.
Winanti, 2011. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Survei pada PT.Frisian Flag Indonesia Wilayah Jawa Barat). Jurnal Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2









Tidak ada komentar:

Posting Komentar